Nukleotida purin dan pirimidin disintesis in vivo dengan
kecepatan yang konsisten dengan kebutuhan fisiologis. Mekanisme intrasel
mendeteksi dan meregulasi besarnya jumlah kompartemen nukleotida trifosfat
(NTP), yang mengikat selama masa pertumbuhan atau regenerasi jaringan ketika
sel-sel membelah dengan cepat. Penelitian awal mengenai biositesis nukleotida
mula-mula menggunakan burung dan kemudian Escherichia coli.
Prekursor isotopik yang diberikan sebagai makanan bagi burung dara terbukti
sebagai sumber dari setiap atom pada suatu basa purin dan memicu dilakukannya
penelitian mengenai zat-zat antara dalam biosintesis purin. Ada 3 proses yang
berperan dalam biosintesis nukleotida purin yaitu: 1) sintesis dari zat antara
amfibolik (sintesis de novo), 2)fosforibosilasi, 3)fosforilasi nukleosida
purin.
B. Katalis Multifungsi Ikut
Serta dalam Biositesis Nukleotida purin.
Pada prokariot, setiap reaksi dikatalis oleh polipeptida
yang berlainan. Sebaliknya, pada eukariot enzim-enzim nya adalah polipepetida yang
mempunyai aktivitas katalitik multiple dan tempat-tempat katalitik nya saling
berdekatan sehingga zat-zat antara mudah disalurkan diantara tempat-tempat
tersebut.
C. Reaksi Penyelamatan Mengubah Purin
dan Nukleosidanya menjadi Mononukleotida
Perubahan purin, ribonukleosida dan deoksiribonukleosida nya
menjadi mononukleotida memerlukan apa yang disebut sebagai reaksi penyelamatan.
Reaksi ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibanding sintesis de novo.
Mekanisme yang lebih penting melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin bebas
(Pu) untuk membentuk purin 5’-mononukleotida (Pu-RP).
Pu + PR-PP → PRP + PP
Dua fosforibosil transferase kemudian mengubah adenine
menjadi AMP serta mengubah hipoxantin dan guanin menjadi IMP atau GMP.
Mekanisme penyelamatan kedua melibatkan transfer fosforil dari ATP ke
ribonukleosida purin (PuR):
PuR + ATP → PuR – P + ADP
Adenosin kinase mengatalisis fosforilasi adenosin dan
deoksiadenosin menjadi AMP dan dAMP, dan deoksisitidin kinase memfosforilasi
deoksisitidin dan 2’-deoksiguanosin menjadi dCMP dan dGMP.
Hepar sebagai tempat utama biosintesis nukleotida purin
menyediakan purin dan nukleotida purin untuk “diselamatkan” dan digunakan oleh
jaringan-jaringan yang tidak mampu membentuk kedua zat tersebut. Contohnya,
otak manusia memiliki PRPP glutamil amidotransferase dalam kadar yang rendah
sehingga bergantung pada purin eksogen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar